Mungkin, aku adalah seorang anak yang kurang beruntug. Sedih! Itulah kata yang pantas buatku hidup dalam larangan. Tidak boleh bernyanyi, berbaur dengan musik, menjadi seorang penyanyi atau pemusik. Ibu hanya ingin aku menjadi seorang petinggi negara bukan seorang artis. Tapi, aku yakin suatu saat nanti impian itu terwujud, aku yakin itu.
Pagi yang cerah untuk bekerja dengan semangat. Tapi tidak untuk hari ini karena semua akan berjalan dengan menyebalkan.
“Lia, kesini sebentar.” panggil Ibu yang sudah duduk rapi di meja makan siap menceramahi.
“Kenapa Bu?” tanyaku pada Ibu.
“Lia, kamu ikut audisi menyanyi bukan?” kata Ibu sambil menatapku tajam.
“Iya Bu” jawabku takut.
“Ibu sudah bilang kamu tidak boleh menjadi seorang penyanyi, Ibu kecewa sama kamu!”
“Kenapa, Ibu gak bolehin Lia menjadi penyanyi? Kenapa Bu?”
“Ibu sudah mengatakannya jadi tidak boleh dilanggar!”
“Lia akan tetap mengikuti audisi itu, titik!” kataku pada Ibu dan langsung melengos pergi.
“Lia, kesini sebentar.” panggil Ibu yang sudah duduk rapi di meja makan siap menceramahi.
“Kenapa Bu?” tanyaku pada Ibu.
“Lia, kamu ikut audisi menyanyi bukan?” kata Ibu sambil menatapku tajam.
“Iya Bu” jawabku takut.
“Ibu sudah bilang kamu tidak boleh menjadi seorang penyanyi, Ibu kecewa sama kamu!”
“Kenapa, Ibu gak bolehin Lia menjadi penyanyi? Kenapa Bu?”
“Ibu sudah mengatakannya jadi tidak boleh dilanggar!”
“Lia akan tetap mengikuti audisi itu, titik!” kataku pada Ibu dan langsung melengos pergi.
Hari ini adalah hari audisi menyanyi.
“Brother, antar aku ke studio musik. Aku mau ikutan audisi menyanyi Nih!”
“Oke!”
“Brother, antar aku ke studio musik. Aku mau ikutan audisi menyanyi Nih!”
“Oke!”
Kini, aku sudah berada di dalam studio musik.
“Oke, kamu mau menyanyikan lagu apa?” tanya salah seorang juri.
“Andai ku terbang!” jawabku dengan penuh keyakinan.
“Oke, kamu bisa mulai dari sekarang!”
Dan aku pun mulai beryanyi.
“Oke, kamu mau menyanyikan lagu apa?” tanya salah seorang juri.
“Andai ku terbang!” jawabku dengan penuh keyakinan.
“Oke, kamu bisa mulai dari sekarang!”
Dan aku pun mulai beryanyi.
Dreng! Musik berhenti dan aku berhenti bernyanyi.
“Suara yang sangat indah…” puji para juri.
Tapi kenapa kepalaku sangat sakit hingga aku pingsan, sakit sekali rasanya.
Bruk! Tubuhku jatuh dan tak sadarkan diri, samar kulihat wajah Ibu. Wajahnya terlihat sedih. Kenapa? Kenapa Sedih?. Ya dan aku pun hanya bisa bilang maaf dan mataku tertutup dan semuanya sudah berkabung.
“Suara yang sangat indah…” puji para juri.
Tapi kenapa kepalaku sangat sakit hingga aku pingsan, sakit sekali rasanya.
Bruk! Tubuhku jatuh dan tak sadarkan diri, samar kulihat wajah Ibu. Wajahnya terlihat sedih. Kenapa? Kenapa Sedih?. Ya dan aku pun hanya bisa bilang maaf dan mataku tertutup dan semuanya sudah berkabung.
Baru ku tahu aku baru saja aku menang dan akhirnya aku meninggal dalam kemenangan. Ya anggap saja kayak jagoan mati sukses, tapi hidupku yang sekarang jauh lebih baik karena aku, bisa secara bebas beryanyi di surga.
Penulis Cerita: Devina Putri