Sunyi. 5 jam yang lalu, Miera tertidur di depan TVnya. Sekarang, ia masih pulas tidur dengan berjuta mimpi yang menghanyutkannya.
“Miera! Yuk bangun!” teriak Mama Miera. Miera menggeragap.
“Oaheemmm! Ngantuk, Ma!” jawab Miera.
“Kamu niat sekolah nggak sih?” tanya Mama Miera. “Ini tu sudah jam 7″ lanjut Mama Miera.
“So What?! Huaa!” seru Miera kaget. Ia pun langsung menyahut handuk dan masuk ke kamar mandi. Mamanya hanya menggeleng kepala saja.
“Oaheemmm! Ngantuk, Ma!” jawab Miera.
“Kamu niat sekolah nggak sih?” tanya Mama Miera. “Ini tu sudah jam 7″ lanjut Mama Miera.
“So What?! Huaa!” seru Miera kaget. Ia pun langsung menyahut handuk dan masuk ke kamar mandi. Mamanya hanya menggeleng kepala saja.
Setelah mandi, Miera langsung ganti baju dan makan kue buatan Mamanya.
“Heuhh! Capek banget jalan dari rumah sampai sekolahan, nggak bawa bekal pula! Cuma ngunyah kue coklat doang!” gerutu Miera. Tiba-tiba sekelebat bayangan muncul di hadapannya.
Kepala Miera langsung sakit, punggungnya pegal semua. Ia pun pingsan seketika, anak kelas 8 dan 9 yang mengetahui hal itu langsung membopong Miera ke UKS. Sedangkan kelas 7 malah disuruh belajar sendiri dulu.
Kepala Miera langsung sakit, punggungnya pegal semua. Ia pun pingsan seketika, anak kelas 8 dan 9 yang mengetahui hal itu langsung membopong Miera ke UKS. Sedangkan kelas 7 malah disuruh belajar sendiri dulu.
“Aww!” rintih Miera.
“Uh, lo udah sadar?” tanya Vhany, sahabatnya.
“Udah.. Lo siapa? Gue dimana?” tanya Miera linglung.
“Haaahh?! Lo nggak sedang bercanda kan?” tanya Vhany.
“Bercanda gimana? Gue serius. Gue siapa sih? Nama lo siapa?” tanya lagi Miera.
“Lo tuh Miera, dan gue.. dan gue… Vhany! Lo nggak ingat friend?” tanya balik Vhany seraya memeluk Miera.
“Uh, lo udah sadar?” tanya Vhany, sahabatnya.
“Udah.. Lo siapa? Gue dimana?” tanya Miera linglung.
“Haaahh?! Lo nggak sedang bercanda kan?” tanya Vhany.
“Bercanda gimana? Gue serius. Gue siapa sih? Nama lo siapa?” tanya lagi Miera.
“Lo tuh Miera, dan gue.. dan gue… Vhany! Lo nggak ingat friend?” tanya balik Vhany seraya memeluk Miera.
Sekolah pun usai. Murid-murid berhamburan menuju luar gerbang. Tapi tidak bagi Miera, Miera tak tahu kemana harus pulang. Memorynya sudah hilang semua. Sebenarnya apa sekelebat bayangan tadi?
Pengarang Cerita: Iffah Afkarin