Suatu hari di sebuah sekolah ternama di Jakarta, ada seorang anak yang bernama Nera Aulia. Dia adalah sosok yang lincah, periang, lumayan cantik, namun agak lama lodingnya dalam berfikir atau biasa disebut LoLa, selain itu ia juga lebay. Ia anak dari keluarga yang cukup mampu dari segi ekonomi dan juga pintar.
Pagi itu Nera bangun kesiangan dan akhirnya ia pun terburu-buru untuk pergi ke sekolah. Sesampainya di sekolah, ia merasa aneh karena anak-anak memperhatikan dirinya sambil tertawa. Dengan wajah polos dan lugunya Nera pun menutupi mukanya dengan buku sambil berlari ke kelas.
Setelah sampai di kelas, ia menceritakan kejadian itu kepada teman-temannya. Teman-temannya nampak memperhatikan Nera dengan seksama namun dengan muka yang tersenyum-senyum. Akhirnya salah satu teman Nera mengetakan “Jadi orang tuh jangan ke PDan toh ndok, ndak liat itu kaos kakimu yang kanan sama yang kiri beda-beda.” Itulah perkataan salah satu teman Nera dengan logat Jawanya yang kental. Setelah itu mereka tertawa terbahak-bahak, sedangkan Nera hanya diam dengan wajah memelas.
Bel masuk pun berbunyi, di tengah pelajaran yang sedang berlangsung masuklah seorang cowok yang membuat suasana kelas yang tadinya berisik menjadi tenang. Cowok itu adalah Kak Reyhan, seorang ketua OSIS di sekolah itu. Sosok yang tampan, tinggi, putih, pokoknya idaman semua wanita di sekolah itu. Nera bergegas merapikan dirinya sambil duduk manis memperhatikan Kak Reyhan. Seperti putri kerajaan yang sedang menyambut pangerannya untuk minum teh bersama. Kak Reyhan adalah inceran Nera dari pertama kali daftar di sekolah itu. Menurut Nera senyumnya kak Reyhan itu kayak salju di puncak Gunung Jayawijaya, susah dilihat tapi sekalinya dilihat indah banget. Matanya kak Reyhan itu kayak suasana malam di Menara Eiffel yang romantis dan indah abis. Ya begitulah Nera dikala lebaynya kambuh.
Kak Reyhan pun bicara, ia akan memberikan beberapa pengumuman. Nera pun memperhatikan dengan seksama lebih tepatnya memperhatikan mukanya kak Reyhan. Udah banyak cara yang Nera lakuin biar bisa deket sama kakak kece itu mulai dari nge add FBnya, follow twitternya, add e-mailnya, pokoknya banyak tapi nggak ada satu pun yang dibales. Bahkan Nera sempet pura-pura kehilangan kunci motor dan belaga panik di depan Kak Reyhan biar bisa deket beberapa menit sama kakak itu, saat itu kak Reyhan cuma diam melihat Nera yang panik kayak kebakaran jenggot alias enggak bisa diem. Akibatnya kunci motor yang sebenarnya ada di kantong bajunya pun jatuh. Betapa malunya Nera saat itu. Kak Reyhan hanya menggelengkan kepalanya sambil senyum dan pergi meninggalkan Nera.
Suatu hari Nera sedang mainin twitternya, dengan aktivitas rutinnya yaitu ngeliatin profile kak Reyhan, terus tiba-tiba dia berniat ngechek DM, katanya siapa tau ada DM nyasar gitu, apalagi dari Kak Reyhan. Ternyata harapan DM dari Kak Reyhan yang tadinya cuma mimpi. Tapi mungkin hari itu Nera lagi beruntung, dia difollowback sama kak Reyhan, udah gitu di mention lagi. Pas dia baca tangannya langsung gemeteran, mukanya langsung sumringah dan yang pasti lebaynya kambuh. Nera bilang rasanya dapet followback sama mention dari Kak Reyhan itu kayak rasa seneng bisa mendaki Gunung Mahameru pas tanggal 17 Agustus bareng personil Super Junior.
Seketika Nera tersadar dari khayalannya dan bilang “apaan sih kok kayak gini, gak boleh lebay nanti Kak Reyhan ilfeel…, tapi kan ada gery salut jadinya gak bakal ilfeel lagi. Udah ah jadi ngomong sendiri gue, mending bales mentionnya Kak Reyhan.
Dari mention akhirnya mereka pun semakin dekat dari hari ke hari, mereka pun berlanjut ke DM dan tukeran nomor HP. Karena kekagumannya yang berlebihan Nera pun melupakan tugas utamanya yaitu belajar, nilai-nilainya juga banyak yang menurun, namun ia tidak memikirkannya. Nera merasa kalau Kak Reyhan menyukainya, sampai pada suatu malam ia mendapat sms dari kak Reyhan.
Isi SMS
Kak Reyhan: Nera? Lagi sibuk gak?
Nera: Gak kok kak. Ada apa nich tumben sms?
Kak Reyhan: Iya ada yang mau aku omongin.
Nera: Ngomong aja kak!?
Kak Reyhan: Tapi kamu jangan marah ya? Aku juga malu ngomongnya.
Kak Reyhan: Nera? Lagi sibuk gak?
Nera: Gak kok kak. Ada apa nich tumben sms?
Kak Reyhan: Iya ada yang mau aku omongin.
Nera: Ngomong aja kak!?
Kak Reyhan: Tapi kamu jangan marah ya? Aku juga malu ngomongnya.
Nera pun membiarkan semua tugasnya dan fokus pada HPnya, ia merasa dag dig dug, bagaikan ada band metal yang ada di hatinya.
Lanjutan sms
Nera: Iya kak, udah ngomong aja!
Kak Reyhan: Kita kan udah lama kenal, semakin hari juga kan semakin deket, Aku udah tau kamu. Aku boleh minta sesuatu gak dari kamu?
Nera: Emang kakak mau minta apa?
Kak Reyhan: Bantuin aku, aku mau nyatain perasaan sama temen kamu yang Namanya Neira Aulia
Kak Reyhan: Kita kan udah lama kenal, semakin hari juga kan semakin deket, Aku udah tau kamu. Aku boleh minta sesuatu gak dari kamu?
Nera: Emang kakak mau minta apa?
Kak Reyhan: Bantuin aku, aku mau nyatain perasaan sama temen kamu yang Namanya Neira Aulia
Saat membaca pesan itu Nera hanya diam, bingung dan seketika konser metal di hatinya berhenti dan berubah jadi konser lagu galau. Kalau lebaynya kambuh pasti dia bakal bilang rasanya itu kayak lagi terbang tinggi-tinggi hampir ke bulan tinggal napakin kaki terus kepeleset dan jatuh di bumi pas di atas batu karang.
Nera tidak membalas sms itu, dan mennonaktifkan HPnya, ia hanya berbaring di atas tempat tidur bertemankan bantal guling dan tumpukkan buku PR yang satu pun belum dikerjakan. Sambil berusaha menghibur diri bahwa Kak Reyhan salah ketik maksudnya itu Nera bukan Neira.
Hari pun berlalu, sudah satu minggu ini Nera tidak melihat Kak Reyhan. Tapi suatu hari saat jam istirahat di kantin sekolah, tanpa sengaja ia melihat Kak Reyhan yang sedang duduk di kantin bersama Neira. Nera hanya diam sambil memperhatikan mereka yang sedang bercengkrama dengan senangnya. Salah seorang teman Nera pun bicara “ternyata bener ya mereka udah pacaran, sumpah serasi banget ya kayak kabayan sama nyi iteng.” Nera pun berfikir demikian, Cuma bukan kayak kabayan sama nyi iteng tapi kayak pangeran William sama Kate Miedleton. Sejak saat itu Nera berfikir bahwa harapannya untuk mendapatkan kak Reyhan benar-benar musnah kayak gelas pecah yang dilindes buldoser yang super berat ditambah beban 100 kg terus jadi bener-bener berkeping-keping dan gak mungkin disatuin lagi.
Tapi Nera berusaha sabar dan positive thinking tapi lebaynya tetep ada “ya semoga aja nanti gue bisa dapetin pangeran yang lain dan yang pasti enggak boleh lepas lagi, kalau perlu semua muka cewek cantik gue tempelin poster muka cowok biar gak ada yang nyaingin gue.”
Sejak kejadian itu Nera pun menjadi lebih fokus pada pelajaran dan cita-citanya, ia berusaha mengejar semua nilainya, ia menjadi super aktif dalam belajar. Ini semua karma ia melihat tayangan televisi yang menayangkan tentang seorang anak yang berjuang unuk sekolah karena orangtuanya tidak mampu. Sejak saat itu ia berfikir betapa bodohnya ia kalau sampai menyia-nyiakan semua fasilitas yang ia punya hanya untuk mencapai cita-citanya hanya karena seorang cowok.
Penulis Cerita: Emy Noviani