Perang Bedak

Jumat, 24 Januari 2014 | komentar

Hari itu, hari Jumat, tanggal 14-06-2013. Setelah UKK, aku berangkat seperti biasa, sampai sana sudah ada Alma. Ketika itu, Alma membawa permainan, 10 menit kemudian, Fira datang lalu aku, Alma dan Fira bermain kartu. Awalnya aku tidak ikut, namun karena aku tertarik aku lalu ikut. Pertama kali main, aku kalah. Langsung deh, aku dicoret pipinya pakai bedak sama Alma dan Fira.
Tak berapa lama, banyak yang datang lalu Salma dan Rida ikut bermain kartu. Kami berlima lalu bermain, beruntungnya aku tidak kalah tapi, yang kalah Salma. Lalu wajah Salma langsung kami berempat corat-coret, awalnya Salma menolak tapi kita tetap corat-coret wajahnya. Sehingga wajah Salma belepotan bedak mirip badut. Teman-teman yang baru berangkat tertawa melihat wajah Salma yang mirip badut.
Teet teet teet bel masuk berbunyi, kami berlima menghentikan permainan kartu itu, setelah berdoa ustadz Ali tak kunjung masuk. Akhirnya, waktu kosong itu aku gunakan untuk bermain monopoli bersama Alma dan Azimah. Tiba-tiba, ustadzah Yuni datang dan menuliskan nama-nama anak yang remidi, setelah ustadzah Yuni Ustadzah Lulu datang dan membacakan nama-nama anak yang remidi. Kami bertiga tak memperdulikannya sama sekali, tiba-tiba ustadzah Aan datang dan menyuruh kami semua untuk mengoreksi UKK Bahasa Arab.
Permainan kami pun terhenti, setelah Bahasa Arab sudah selesai dikoreksi. Kami pun beristirahat, waktu istirahat itu aku gunakan untuk mengobrol dengan Azimah sembari membaca buku. Tiba-tiba, Alma mencoret pipi sebelah kananku, ternyata bukan hanya aku yang kena coretan Alma tapi semua anak di kelas 4C. Alma, Alma bukan hanya sekali dia mencoret pipiku dan seluruh anak kelas 4C. Tetapi sebanyak dua kali, lalu hampir seluruh anak di kelas 4C meminta bedak sama Alma
“Alma, minta bedaknya”
“Al, aku belum nih”
“Alma, lagi aku belum dua kali”
dan mereka saling mencoret. Aku melihat Salwa, pipinya bahkan seluruh wajahnya ditumpahi bedak oleh Ardi, Azimah yang sedang membaca dicoret wajahnya dan aku, yang sedang asyik membaca hampir dicoret oleh tiga orang yaitu Zanuba, Jihan dan Asya.
Huft, aku berusaha merapikan bedak yang dicoret Alma. Ketika, aku sedang merapikan teman-temanku yang lain asyik melemar bedak pada teman yang lain jadinya kelasku SUPER KOTOR. lalu aku baru sadar kalau tinggal aku sendiri yang ada di kelas “haah, kosong!” ujarku terkejut. Setelah keterkejutanku, aku melanjutkan menulis.
Beberapa menit kemudian, Salma datang wajahnya penuh dengan coretan bedak “Sal, kenapa wajahmu?” tanyaku “ya, habis perang bedak seperti ini jadinya” jawab Salma. Setelah Salma, Salwa masuk ke kelas dan ikut mengobrol lalu, anak-anak lain yang tadi hilang entah kemana kembali masuk.
Dan, semuanya wajahnya penuh dengan bedak bahkan, anak perempuan kerudungnya pun penuh dengan coretan bedak. Tiba-tiba, “kotor sekali kelas ini, ayo sekarang yang piket bersihkan kelas ini!!!” perintah ustadzah Lulu yang tiba-tiba datang “tapi, ustadzah kan yang main bukan cuma kita” protes yang piket.
“nggak ada tapi-tapian yang piket semuanya harus beresin” perintah ustadazah Lulu lagi. “ya ustadzah” jawab yang piket lesu. Teman-teman yang tidak piket berujar “beruntung, kita tidak piket hari ini”
Penulis Cerita: Tasya Afit Triyani
Bagikan :

 
 
Copyright © 2014 Kotatulis - All Rights Reserved
Hak Cipta dan Ketentuan | Tentang Kami