Aku melangkahkan kakiku ke tempat arah menuju sekolahku.
Oiya! kenalkan terlebih dahulu, namaku Farah Winata. Aku duduk di bangku SMA kelas X. Hari ini mungkin akan menjadi hari pengalamanku, karena sehari setelah aku diterima di SMA, aku langsung mempunyai teman. dan dia namanya Fahra. bahkan, namaku dengannya pun hampir sama. tapi kadang aku juga sedih, mengingat kata-kata ibunya Fahra, bahwa Fahra menderita penyakit leukimia. Untuk itu, makannya aku selalu menghibur dan menyemangatinya terus, tanpa henti.
Oiya! kenalkan terlebih dahulu, namaku Farah Winata. Aku duduk di bangku SMA kelas X. Hari ini mungkin akan menjadi hari pengalamanku, karena sehari setelah aku diterima di SMA, aku langsung mempunyai teman. dan dia namanya Fahra. bahkan, namaku dengannya pun hampir sama. tapi kadang aku juga sedih, mengingat kata-kata ibunya Fahra, bahwa Fahra menderita penyakit leukimia. Untuk itu, makannya aku selalu menghibur dan menyemangatinya terus, tanpa henti.
Akhirnya, sampai di sekolah juga.
“Farah..!” teriak seseorang yang memanggilku. Aku tau, karena dia pasti Fahra. “Kenapa, Fah?” tanyaku sembari menghampirinya. “Ayo deh, ikut aku!” Fahra menarikku untuk mengikutinya.
“Farah..!” teriak seseorang yang memanggilku. Aku tau, karena dia pasti Fahra. “Kenapa, Fah?” tanyaku sembari menghampirinya. “Ayo deh, ikut aku!” Fahra menarikku untuk mengikutinya.
“memangnya disini ada siapa?” tanyaku bingung, karena Fahra mengajakku ke tempat lapangan bola basket, dan melihat para siswa lelaki yang asik main basket. “Itu!” Fahra menunjuk ke arah lelaki yang juga salah satu dari tim basket tersebut. “Menurutmu, dia tampan tidak?” tanyanya. “Hmm.. lumayan, memangnya kenapa? kau suka ya?” aku menggodanya, Fahra hanya menganguk malu.
Dan akhirnya aku pun tau, ternyata lelaki yang Fahra suka itu bernama Billy. Hubunganku dengan Billy cukup akrab sebagai teman. Sekarang aku, Fahra, dan juga Billy memutuskan untuk bersahabatan.
Hingga seseorang memberikanku kabar, bahwa Fahra sedang dirawat di rumah sakit, karena penyakit leukimia nya. Segera saja aku bergegas menuju rumah sakit bersama dengan Billy.
Sesampainya aku dan Billy di kamar rawatnya Fahra, aku mencoba menahan tangis dalam hatiku, namun percuma saja, karena air mata itu kini turun membasahi pipiku.
Aku mengajak Billy untuk membicarakan sesuatu di luar.
Aku mengajak Billy untuk membicarakan sesuatu di luar.
“Bill.. aku ingin kamu tau, kalau sebenarnya… Fahra itu menyukaimu” ucapku yang mengatakan sejujurnya. “Aku sudah tau, Far.. dari awal kita bersahabat, aku bisa melihat gerak-gerik Fahra terhadapku” jelas Billy. “Ya sudah.. jika kau juga menyukainya, jagalah dan bahagiakanlah dia. Jangan pernah membuatnya terluka!” ujarku memberikan nasehat. Billy mengangguk mengerti.
Akhirnya, kini Fahra bisa bangkit dari kerterpurukan penyakitnya. Dan sekarang, Fahra dan Billy sudah menjalin hubungannya.
Aku senang bisa melihat Fahra kembali tersenyum ke dunianya.
Penulis Cerita: Hesti Wulan Nugraheni